Friday, March 23, 2018

Langkah Menuju World Class Library

Sumber Foto: Klik disini
Sebagai respon terhadap globalisasi, memunculkan banyak pemikiran dan konsep baru tentang masa depan perpustakaan. Konsep tersebut terus berkembang berdasarkan kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi, dan berbagai macam istilah pun di-viral-kan untuk memperkenalkan konsep tersebut. Misalnya, digital library, library without walls, electronic library, online library, virtual library, etc (Watstein, 1999). Begitu juga dengan istilah world class library, sebuah konsep perpustakaan yang sudah mulai diterapkan di negara-negara maju. 

Gambaran sederhana tentang world class library ini ialah pengguna bisa meminjam dan mengembalikan koleksi di perpustakaan manapun. Dengan kata lain, pengguna bisa meminjam koleksi di perpustakaan A, dan bisa mengembalikan koleksi tersebut di perpustakaan B, C, atau D. Selain itu, perpustakaan juga harus menyediakan ruangan untuk keperluan yang beragam dari pengguna, seperti ruangan untuk orang dewasa, ruangan anak, ruangan untuk peneliti yang dilengkapi dengan komputer, juga ruangan untuk ibu & balita, dan banyak lagi standar yang harus dipenuhi oleh sebuah perpustakaan untuk bisa dikatakan sebagai world class library.

Hasanah (2009) mengemukakan beberapa ketentuan untuk membangun world class library dilihat dari segi layanan bahwa perpustakaan harus melayani penggunanya dari hari senin hingga minggu, dengan perkiraan jam operasional di atas 80 jam, sedangkan untuk sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan ialah 40% berpendidikan jenjang strata 1 (S1), 30% tingkat magister, dan 10% doktor, dari seluruh staf yang bertugas diperpustakaan. 

Jika dilihat dari segi pelayanan dengan ketentuan harus beroperasi dari hari senin-minggu, bisa diakatakan bukan sebuah pekerjaan yang berat untuk bisa melaksanakannya. Akan tetapi tantangan yang muncul ialah dari bagian SDM yang terbilang masih kekurangan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan pengalaman pibadi yang sering dijumpai dilapangan, bahwa kebanyakan dari mereka yang berprofesi sebagai pustakawan tidak menyadari ataupun tidak memahami akan profesi pustakawan tersebut. Mereka hanya bekerja dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan demi kebutuhan hidup. Sehingga tidak memiliki kesadaran untuk meningkat kualitas diri sebagai pustakawan dan sebagai agen pertukaran dan perkembangan informasi/pengetahuan. 

Berdasarkan uraian tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan menuju world class library ialah menyelesaikan permasalahan SDM. Kemudian hal berikutnya yang sangat diperlukan untuk mmewujudkan world class library ialah menjalin kerjasama. Menurut Sharma dkk (2015), 
No Library in the world can be self sufficient or no Library can posses all the published documents around the world”. 
Dengan demikian, menjalin kerjasama antar perpustakaan merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan, baik dengan perpustakaan yang ada di dalam maupun luar negeri. Karena salah tujuan dari world class library ialah untuk mengintegrasikan perpustakaan secara global, agar koleksi perpustakaan tidak lagi terbatas, dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara global juga.

Referensi:

Hasanah, N. (2009). World Class University Library. Makalah disampaikan pada Rapat Kerja Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Jawa Barat, 30 April 2009. Diakses pada 23 Maret 2018, melalui http://elib.unikom.ac.id

Watstein, S.B., Calarco, P.V., Ghaphery, J.S. (1999) "Digital library: keywords". Reference Services Review, Vol. 27 Issue: 4, pp.344-352, https://doi.org/10.1108/00907329910303473

Sharma, R.M., Sherpa, Y., Kate, R. (2015). Role of Librariesin Building World-class Universities: India’s Himalayan Region Perspective. 10 th International CABLIBER 2015. Diakses pada 23 Maret 2018, melalui http://ir.inflibnet.ac.in

1 comment:

  1. salah satu syarat world-class adalah membangun library network!

    ReplyDelete